Bagi para chocoholic, penggemar cokelat, tentu tidak peduli apakah cokelat bisa menurunkan tekanan darah, antikanker, melindungi jantung, atau menurunkan kolesterol.
Ingat film Charlie and the Chocolate Factory? Dalam  film itu diceritakan betapa banyaknya anak yang ingin ikut tur ke  sebuah pabrik cokelat terbesar di dunia milik Willy Wonka. Tak peduli  anak miskin atau anak orang kaya, mereka saling sikut dan saling  melakukan kecurangan – dengan bantuan orangtuanya - hanya untuk  mendapatkan selembar kupon agar bisa masuk ke dalam pabrik cokelat  tersebut. Salah satunya adalah si anak miskin Charlie Bucket yang  menjadi tokoh cerita. Bukti bahwa cokelat begitu digandrungi tua muda  sedunia.  
            Para penggemar cokelat itu pasti tak peduli, apakah cokelat yang enak dan lezat itu mempunyai manfaat kesehatan. Apalagi para chocoholic sejati, terpikir tentang cokelat saja sudah mampu membangkitkan respons rasa nyaman (good feeling).  Selanjutnya pasti akan langsung mengemilnya atau menyeruput secangkir  kakao hangat untuk memuaskan hasratnya. Jadi, apakah cokelat membuat  para penggemarnya ketagihan? Tidak juga! Karena cokelat tidak seperti  rokok atau minuman keras yang bisa membuat orang ketagihan. 
Tiga varitas cokelat dan tiga jenis cokelat
Ada  tiga varitas utama. Yang paling banyak dibudidayakan adalah varitas  Forastero yang meliputi 90% produksi dunia. Yang paling jarang dan  dianggap paling baik oleh orang Eropa adalah varitas Cricollo. Varitas  ini sulit dibudidayakan, tapi memiliki aroma dan rasa yang terbaik.  Kemudian ada varitas Trinitario yang merupakan silangan dari varitas  Forastero dan Cricollo.   
Biji  cokelat rasanya memang pahit, dan untuk mendapatkan rasa atau aroma  khasnya harus difermentasi. Setelah fermentasi, biji-biji cokelat dalam  keadaan kering dan bersih, kulitnya dibuang untuk mendapatkan cacao nibs yang kemudian digiling menjadi cocoa mass yaitu bentuk murni cokelat. Cocoa mass (biasanya dalam kondisi lengket). Kemudian diproses menjadi cocoa liquor. Cocoa liquor ini terdiri dari dua komponen yaitu cocoa solid dan cocoa butter. Inilah bahan dasar dari cokelat enak dan lezat yang kita nikmati dan kita kenal selama ini.
Dark chocolate, berkadar 70% cokelat murni (cocoa solid  dan cocoa butter) dengan  menambahkan gula dan vanili. Inilah cokelat terbaik bagi kesehatan jantung dan lainnya. 
Milk chocolate, berkadar  50% cokelat murni yang ditambah gula dan susu serta vanili. Inilah  cokelat yang paling digemari khususnya oleh anak-anak.
White chocolate, yang  berkualitas tinggi mengandung 35% cokelat murni, gula, susu, dan  vanili, karena itu warnanya putih. Namun umumnya kadar gulanya terlalu  tinggi sehingga berefek negatif (merusak gigi dan meningkatkan kadar  gula darah penderita diabetes). 
Ada  juga dijual cokelat murahan tanpa merk. Inilah yang perlu diwaspadai,  karena kandungan cokelatnya kurang dari 20% bahkan hanya 7%. Cokelat  jenis ini berkadar gula sangat tinggi dengan tambahan lemak jenuh yang  juga tinggi dan minyak sayur yang terhidrogenasi (HVO). Efeknya sangat  tidak baik bagi kesehatan.
Kandungan Nutrisi
Cokelat  murni maupun biji kakao mengandung sejumlah nutrisi yang bemanfaat bagi  kesehatan tubuh, antara lain sangat kaya antioksidan flavonoid yang  mampu menurunkan tekanan darah yang tinggi menjadi normal, juga membantu  mengurangi pembekuan darah. Dengan demikian biji kakao maupun cokelat  murni menurunkan risiko stroke dan serangan jantung. Makin gelap warna cokelat – dengan konsentrasi kakao tinggi – makin baik bagi kesehatan. 
Menurut para ilmuwan Italia, mengemil 20 gram dark chocolate setiap  3 hari sekali membawa kebaikan bagi sistem kardiovaskuler. Namun makan  lebih banyak, tidak berpengaruh lebih baik. Dosis terbaik memang hanya  secuil cokelat dengan berat 20 gram per 3 hari sekali.  Berikut ini kandungan nutrisi kakao/cokelat yaitu :  lemak, gula, antioksidan, teobromin, kafein, feniletilamin, mineral esensial, vitamin,  dan kalori.
Kandungan lemak kakao kira-kira 50 persen. Lemak kakao terdiri dari dua jenis asam lemak jenuh (palmitic acid dan stearic acid) dan satu asam lemak tak jenuh tunggal (oleic acid). Cocoa butter dan cokelat tidak meningkatkan kolesterol darah, namun jika Anda mengemil milk chocolate atau  cokelat berkualitas rendah yang bagian terbesarnya terdiri dari lemak  susu atau jenis-jenis lemak lain, maka kadar kolesterol Anda dipastikan  akan meningkat. 
Sedangkan polefenol yang merupakan antioksidan dalam biji kakao  bermanfaat  bermanfaat untuk menjaga kesehatan tubuh. Senyawa antioksidan lain yang  dikandung biji kakao ini adalah flavonoid yang terdiri dari catechins, epicatechins, dan procyandines. Antioksidan flavonoid tersebut ditemukan pada bagian yang tak berlemak (nonfat) dari biji kakao. 
            Kandungan  flavonoid dalam cokelat ini bervariasi tergantung pada kadar kakao.  Makin tinggi kadar kakao (makin pekat) berarti makin tinggi pula  kandungan flavonoidnya.
www.nirmalamagazine.com 

 
0 comments:
Post a Comment